Category Archives: Renungan

Gambar

Sholat Delay?

sholatdelay

Allah Membimbing Kita Setiap Saat

Blogger yang dirahmati Allah,

Sebenarnya pada setiap kejadian yang kita alami Allah senantiasa bersama dan membimbing kita untuk senantiasa berjalan di jalan Nya. Hanya saja kesadaran kita yang kadang menjadi lemah tidak menyadari hakikat ini, sehingga kita merasa bahwa ‘keakuan’ kita lah yang berperan dalam setiap kejadian. “Semua ini karena usaha gue..” , “Kalo gak gue tolongin, elo gak bakal berhasil…” adalah beberapa kalimat yang mengedepankan ego kita atas kejadian yang kita atau orang lain alami.

Bersambung…

menahan hawa nafsu dan keinginan

Sebenarnya perjuangan menahan hawa nafsu dan keinginan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan ini karena hawa nafsu itu satu paket dengan penciptaan jasad kita. Selama masih bernafas, hawa nafsu akan terus menyelimuti tubuh kita. Di sini kita belum berbicara peran Iblis yang menggoda kita lewat jalur nafsu.

Nafsu-nafsu ini memiliki tingkatan-tingkatan atau lapisan-lapisan tidak terbatas, dari yang terhalus sampai yang paling mudah dikenali. Setiap detik nafsu-nafsu ini muncul menggoda diri kita dalam bentuk bisikan-bisikan halus yang masuk ke rongga dada. Untuk mengenalinya tidak mudah karena nafsu diibaratkan seperti uap yang beredar seluruh tubuh. Minimal kita bisa mengenali apa sih sebenarnya yang diinginkan oleh sang nafsu tersebut.

Nafsu itu mewakili aspek kebumian manusia yang selalu berusaha mempertahankan eksistensinya di bumi ini dan diwakili dalam bentuk ego. Hal ini berkebalikan dengan ruh kita yang merupakan aspek langit yang ditiupkan ke jasad ketika kita masih sebagai janin di dalam rahim. Nafsu cenderung berusaha mencari kepuasan sendiri dan kadangkala mengesampingkan nalar sehat, sehingga nafsu yang dominan akan mempengaruhi akal untuk terus mengikuti keinginannya.

Peran akal yang seharusnya menjadi pengambil keputusan dan tindakan atas kebenaran yang diyakini menjadi bergeser hanya sebagai jembatan bagi munculnya perilaku kebinatangan yang asalnya dari nafsu.

Bagaimana Pasrah kepada Allah

Saya percaya dan yakin bahwa kita semua memahami betapa peliknya problem kehidupan yang hampir dialami oleh setiap orang belakangan ini. Mulai dari problem pekerjaan, keuangan, rumah tangga, lingkungan, dan lain-lain. Setelah berusaha sekuat tenaga mengatasi problem-problem yang ada, sampai-sampai hampir putus asa karena belum menemukan solusinya, di antara kita acapkali mengucapkan kata pasrah dalam menyikapinya, “Pasrah aja deh, mo gimana lagi…” kira-kira seperti itu. Sikap pasrah yang dibahas di sini bukanlah sikap pasrah dalam pengertian yang sifatnya pasif dan menunggu, tetapi yang lebih merupakan sikap mental yang mengedepankan God-oriented (orientasi ketuhanan), dimana setiap saat kita senantiasa berserah diri kepada Allah dan meminta petunjukNya atas semua persoalan yang dihadapi. Sehingga kita dapat mengambil keputusan secara tepat dari segala sisi dengan resiko yang terukur, dan tentu saja dengan harapan setiap langkah yang kita ambil diridhoiNya.

Untuk bisa bersikap pasrah, tekniknya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara meraih rasa tenang. Berhentilah sejenak dari kesibukan Anda saat ini, dan carilah tempat yang suasananya tenang. Mula-mula ambillah posisi duduk dalam keadaan rileks. Usahakan punggung ditegakkan, dan kaki dalam posisi lurus. Lalu mulailah menarik nafas secara perlahan-lahan (sekitar 5 detik) dan hembuskan perlahan pula. Lepaskan segala pikiran dan perasaan dan niatkan untuk mengembalikan segalanya hanya kepada Allah seraya memohon pertolongan dan petunjukNya.

Bagi Anda yang peka, tak berapa lama kemudian perlahan-lahan seperti dibimbing untuk mengucapkan lafadz dzikir tertentu, seperti “Allah.. Allah..”,”Laailaahaillallaah…”,dll. Ikutilah bacaan itu. Secara perlahan akan ada sensasi rasa dingin di sekitar dada. Kadangkala disertai rasa kedutan di tangan, kaki, atau bagian tubuh yang lain. Sejenak berikutnya biasanya akan timbul rasa kantuk, mulai dari kantuk biasa sampai kantuk yang menyebabkan kita tertidur.

Sejurus kemudian tubuh terasa lebih ringan. Dada seolah menjadi lebih lapang tanpa tersekat oleh tubuh fisik. Ada rasa hening menyelimutidan tubuh serasa berada di tengah alam semesta yang luas. Dalam keadaan ini pengaruh ego (kepentingan diri) akan melemah.

Setelah lepasnya semua beban dan keterikatan dengan pengembalian sepenuh jiwa kepada Allah, kita dapat memohon petunjuk agar diberi kemudahan dan hal terbaik dalam kehidupan.

Jangan lupa usahakan selalu mengingatNya (bisa dalam bentuk dzikir maupun memikirkan tanda-tanda kekuasaanNya) di setiap waktu agar kedekatan kita denganNya semakin bertambah.

Semoga Allah memberikan petunjukNya kepada kita semua.

Dia lebih dekat dari urat leher kita

Aku jauh.. Engkau jauh
Aku dekat.. Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertaruh

Paragraf diatas adalah sepenggal lirik lagu berjudul Tuhan yang dipopulerkan oleh grup Bimbo yang merupakan salah satu dari sekian banyak grup legendaris di tanah air.

Dalam sebuah ayat Alqur’an disebutkan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher kita. Lalu mengapa kita kadang merasa jauh denganNya?

Jauh dekatnya kita kepadaNya dipengaruhi oleh kecenderungan ke arah mana jiwa kita berkiblat. Ketika jiwa lebih memilih aspek ruhiyah maka jiwa akan diliputi rasa dekat dan tentram bersamaNya. Bukankah ruh itu dari amr Tuhan kita yang tentu mengenal Tuhannya sejak persaksian sebelum ditiupkan ke jabang bayi.

Sebaliknya, ketika jiwa lebih terbuai dengan godaan hawa nafsu, maka kita mengambil jarak denganNya lantaran hijab yang pekat meliputi. Hawa nafsu seolah didesain untuk menentangNya. Hawa nafsu ditanamkan satu paket dengan raga yang diciptakan dari tanah liat yang diberi bentuk dan dibakar seperti tembikar.

Kedekatan kita kepadaNya digambarkan melalui simbolisasi hati sebagai cermin seperti dalam lirik lagu Bimbo tadi. Cermin yang bersih akan memantulkan cahaya kebenaranNya sehingga si pemilik hati menjadi cenderung untuk selalu dekat denganNya. Sementara hati yang kusam penuh noda hawa nafsu mengaburkan penglihatan bathin terhadap kemutlakanNya yang secara ekstrim menggelincirkannya kepada derajat asfala safilin, lebih rendah dari binatang ternak. Kenyataanya, kebanyakan manusia terombang-ambing di antara bisikan ruhiyah dan bisikan hawa nafsu.

09062011

Memahami Misi Diri dalam Kehidupan

Disadari atau tidak, kesadaran spiritual adalah oase di tengah gejolak kehidupan dunia dimana pemenuhan hasrat duniawi menjadi penggerak utamanya. Jika kesadaran ini lemah, maka hawa nafsu menjadi pilot pengendali diri. Alih-alih terbang menuju tujuan kehidupan abadi, malah terombang-ambing di kehidupan dunia yang fana ini.

Agar kesadaran spiritual makin meningkat dan menjadi pengendali atas diri maka hal utama adalah memahami bahwa setiap diri mengemban misi yang sama di tahapan kehidupan saat ini, yaitu menjadi hamba Allah sekaligus wakilNya di muka bumi. Namun dalam pelaksanaannya akan bersifat unik dan customized pada setiap diri.

Menemukan misi pribadi ini bukan perkara mudah. Tiap pribadi memiliki sederetan tugas yang harus diselesaikan. Jalani semua aktifitas dalam keadaan tidak hanya sadar secara fisik,tetapi juga sadar secara mental bahwa kita benar-benar melakukannya for a reason.

Saat terlahir, setiap bayi belum mengetahui apa-apa. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada guidance atau manual book yang harus kita temukan untuk menuntaskan misi di sini.

berfikir positif itu menyehatkan

Setiap kejadian yang kita alami secara langsung mau pun tidak sebenarnya dapat ditanggapi dengan cara berpikir pada kutub yang berlawanan, yaitu pikiran positif atau pikiran negatif. Dan orang cenderung lebih mudah menanggapi secara negatif terhadap suatu peristiwa.

Carut marutnya kondisi bangsa kita belakangan ini mungkin bisa menjadi bukti bahwa ketika pikiran negatif mendominansi maka wajah kehidupan menjadi disharmoni dan meresahkan dengan menonjolnya statistik tindakan asosial seakan-akan hati nurani terlepas dari jiwa-jiwa kita.

Untuk menjadikan saluran berfikir positif sebagai pijakan utama yang setiap saat diperlukan dalam upaya menanggapi dan mengambil keputusan yang tepat memang tidak mudah. Sejauh ini belum ada metode instan yang dapat menjadikan kita sebagai pribadi bermental positif. Diperlukan proses panjang sebagai alat latihan otot-otot mental kita. Pikiran positif bermuara pada kualitas mental seperti berani,sabar,gigih,kooperatif,dll. yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan jiwa dan raga.

Memancing Rezeki dengan Sedekah

Seorang konsultan yang berprofesi sebagai peternak kambing, kuda, dan sapi membeberkan salah satu tips memancing rezeki supaya datang kepada kita, yaitu dengan sedekah.

Tipsnya sederhana, yaitu tentukan nominal rezeki (baca: uang) yang ingin kita peroleh, misalnya 2 juta rupiah. 10% dari nilai tersebut kita sedekahkan ke anak yatim yang usianya di bawah sepuluh tahun, yaitu sebesar 200 ribu rupiah. Penyerahan uang 10% ini sebisa mungkin diserahkan langsung ke anak yatimnya (biar gak dipotong sana sini kali ya hehe). Nah, pada saat penyerahan, sampaikan maksud atau hajat kita dan minta didoakan oleh anak yatim tsb. agar terkabul.

Sebenarnya tips ini bisa diaplikasikan untuk hajat lainnya, seperti kesembuhan dari penyakit, agar enteng jodoh, naik jabatan atau dipromosikan, dll.
Nah untuk hajat naik jabatan, disarankan menyedekahkan uang sejumlah satu kali gaji yang terakhir.

Jika setelah melakukan sedekah rejeki tidak juga datang seperti yang diinginkan, bersabarlah dan tetaplah mengedepankan keikhlasan, mudah-mudahan rejeki yang dinanti datang dari arah yang tak terduga.

Selain sedekah dengan perhitungan matematis diatas, saya terinspirasi dengan penyampaian ustad Heri Herwibowo, bahwa sebaiknya kita menyedekahkan harta yang kita cintai. Jadi ketika biasanya kita bersedekah melalui kencleng musholla/mesjid dengan uang logam seribuan, mulailah bersedekah dengan uang kertas yang nilainya lebih besar (Rp. 2000, 5000, dst.) sampai ke nominal terbesar (misalnya Rp. 100.000). Atau bisa juga sedekahkan harta benda semacam jam tangan, perhiasan, dll. lalu kemudian bisa dilelang dengan nominal uang tertentu. Dari sini kita dapat melatih tingkat keikhlasan dan keyakinan kita bahwa apa yang kita sedekahkan akan dikembalikan oleh Allah dengan nilai yang berlipat ganda.

Diantara Anda ada yang sudah pernah melakukannya? silakan share testimoni Anda disini.

Bumi gonjang ganjing

Tak biasanya, pagi ini  eyang guru memanggil murid-muridnya sepadepokan untuk memberikan wejangan terkait gonjang ganjingnya bumi saat ini.
“Murid-muridku, semalam aku mimpi didatangi eyang guruku. Dia memintaku menyampaikan pesannya tuk kalian semua. ” ujar eyang. Pesannya kira2 begini: 

“Kamilah yang memutuskan perkara-perkara itu. Tiadalah kuat tipu daya manusia itu, kecuali akan kami hadirkan sosok yang mewakili kebenaranNya. Sesungguhnya bangsamu adalah bangsa besar namun sakit. Mental kebanyakan manusianya telah rusak tercengkeram kepentingan dunia dan ego. Akan kami buka dan urai hal-hal yang menjadi masalah utama bangsamu. Jika bangsamu mengikuti petunjuk Kami, maka selamatlah bangsamu, dan jika tidak Kami tidak segan-segan menurunkan azab dan bala di kemudian hari. Semoga ini menjadi pelajaran bagi bangsamu.karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan berlomba-lombalah kalian dalam hal kebaikan. Semoga semua ini menjadi awal yang baik untuk mereformasi watak bangsamu. Watak yang seharusnya menjadi rahmatan lil alamin. Aku peringatkan, janganlah kalian berbenturan satu sama lain. Tingkatkanlah kewaspadaan. Janganlah kalian terjerumus tipu daya syaitan krn tipu dayanya sangat halus dan tanpa kalian sadari. Pesan ini aku sampaikan pada diriku dan seluruh umat muslim dimanapun berada. Jagalah dirimu dan keluargamu dari bahaya fitnah yang akan semakin merajalela. Berpegang teguhlah pada tali Allah, karena sesungguhnya itulah satu-satunya penyelamatmu. Ujian bagi manusia akan semakin berat. Semua unsur bumi sedang bergejolak. Tingkatkanlah kepasrahan dan mintalah pertolongan kepadaNya. Dan janganlah lagi manusia berbuat kerusakan di muka bumi –apapun bentuknya- karena sesungguhnya Dia akan memperjelas posisi kekuasaanNya.”

Rahmat dibalik ujian

Jika kita perhatikan dan merenung sejenak, apakah esensi kehidupan yang kita pahami dan rasakan? setiap saat kita bisa merasakan sensasi panca indera, berfikir, mengambil keputusan dan tindakan. namun kadangkala kita tidak menyadari mengapa kita bisa melakukannya. Secara garis besar, itulah bagian dari Rahmat Allah yang sebenarnnya tak terhitung yang telah, sedang, dan akan diberikan ke kita. “Setiap saat Dia dalam kesibukan” begitu kira-kira. Dalam pengertian tawhid, maka kita pahami bahwa segala sesuatu berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya. Oleh karenanya dalam konteks  “Dia adalah guru bagi manusia” maka diajariNya kita dengan nama-nama benda (ingat kisah Nabi Adam). 

Adalah sebuah keniscayaan kita akan jatuh bangun dalam rentetan ujian demi ujian yang tidak ada habisnya, seperti yang dialami para pendahulu kita para Nabi dan Rasul, para wali, alim ulama, dan salafus shaleh. Ujian ini diberikan agar manusia menyadari keberadaan dan kehidupannya yang amat lemah dan semu. Bahwa hakikatnya kehidupan yang kita rasakan ini tiada tanpa daya dan kekuatan Allah. Maka ketika kita dihadapkan pada ujian, maka seyogyanya kita senantiasa berlindung dan memohon pertolongan dari Allah SWT semata. Maka jika usai dari ujian kita akan menyadari adanya rahmat yang bisa berupa bertambahnya keyakinan, pemahaman, dan kekuatan iman dari Allah.

Kita makin menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa seijinNya. Pemahaman yang semakin meningkat itu amat berguna dalam menghadapi ujian-ujian selanjutnya yang semakin berat sampai benar-benar hanyalah Allah tempat kita bergantung dan menyadari bahwa sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat dan nyata dan tak ada alasan bagi kita untuk terpuruk dalam segala situasi, bahkan sebaliknya kita akan menghadapi ujian kehidupan yang ada dengan penuh suka cita karena kita rela dengan kehendak dan keputusanNya yang mutlak dan berjalan bersamaNya dalam jalan yang lurus.